Selasa, 04 Desember 2012
LAUT
16.51 | Diposting oleh
theyaa_qorry |
Edit Entri
LAUT
Sejarah
terbentuknya laut
Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Menurut ceritanya, tata
surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di
angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan
dari mulai yang berukuran kecil hingga seukuran asteroid dengan radius ratusan
kilometer. Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana
awalnya tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi,
bebatuan angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu
massa batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi. Lama kelamaan
dengan semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio bumi
tumbuh semakin besar. Sejalan dengan semakin berkembangnya embrio bumi
tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa
yang ada mulai semakin cepat menabrak permukaan embrio
bumi yang sudah tumbuh semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat dahsyat
tersebut timbulah ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang
mengakibatkan terbentuknya kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas secara
besar2an pula.
Laut
sendiri menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya
bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena
panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer
bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan
tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang
menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu,
gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi.
Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias 'ruar biasa'
tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Sebelum kita lanjutkan pembahasannya,
ada satu pertanyaan yang mengganjal yang perlu diajukan di sini, yaitu
"dari mana air yang membentuk lautan di bumi itu berasal?" Itu
pertanyaan yang sukar dijawab, dan para ahli sendiri memiliki beberapa versi
tentang hal itu. Salah satu versi yang pernah saya baca adalah bahwa pada saat
itu, bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik,
disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang
mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap
air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang
mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di bumi
hingga terbentuklah lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon
dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan
bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit
mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi
dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi
juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air
mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi
dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu,
planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu
bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas
yang ada, namun pada saai itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.
Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the
ocean). Namun demikian, masih merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan
tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di
dasar laut ataukah di permukaan? Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada
bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun)
menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan
hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut.
Siklus
Hidrologi
Air
di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu
lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi, siklus air atau daur
hidrologi.
Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang
dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu
terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses
perubahan uap air menjadi titik-titik air. Kumpulan titik air di atmosfer
dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan
turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang
meresap ke dalam tanah (infiltrasi),
singgah di dedaunan, mengalir di permukaan (run
off) menuju laut melalui
sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke Atmosfer.
Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a.
Siklus Pendek,
merupakan
suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Proses ini
biasanya terjadi di laut. Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena
adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atmosfer
sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga terbentuk
awan. Ketika awan sampai pada kondisi titik jenuh akibat mendapat pemanasan
matahari, maka akan mencair lagi jatuh sebagai presipitasi/ hujan di atas laut.
Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.
b.
Siklus Sedang,
Air
laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas
sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada
ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan
danau terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan
mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan
selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
c.
Siklus Panjang,
Panas
sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut ke
arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau,
sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap
air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai salju di puncak gunung maupun
presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh, sebagian diserap oleh tumbuhan serta
sebagian lagi mengalir di permukaan tanah (run off) menuju parit, selokan, sungai, danau,
dan selanjutnya ke laut. Sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi)
menuju lapisan-lapisan tanah berikutnya (perkolasi) menjadi air tanah.
Air tanah di tempat-tempat tertentu seperti daerah patahan, juga dapat muncul
kembali ke permukaan menjadi sumber mata air. Siklus panjang merupakan siklus
yang berlangsung paling lama dan prosesnya paling lengkap.
Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang
mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain:
Evaporasi,
yaitu
penguapan air yang terdapat pada benda-benda mati (abiotik) seperti air darat,
air laut, permukaan tanah, dan batuan. Proses Penguapan di bumi 80% berasal
dari penguapan air laut.
Transpirasi,
yaitu
proses pelepasan uap air dari benda-benda hidup (biotik), seperti pada
tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
Evapotranspirasi,
yaitu
proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
Kondensasi,
yaitu
proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan.
Adveksi,
yaitu
transportasi air pada gerakan horisontal seperti transportasi panas dan uap air
dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
Presipitasi,
yaitu
segala bentuk curahan atau hujan dari afmosfer ke bumi yang meliputihujan air,
hujan es, dan hujan salju.
Run
off (aliran
permukaan),
yaitu
pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
Infiltrasi,
yaitu
perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.
Intersepsi
yaitu
proses yang terjadi ketika hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak
sampai ke tanah, akibat intersepsi air hujan tertahan oleh daun-daunan dan
batang pohon.
KOMPONEN KOMPONEN LAUT
Adapun unsur-unsur utama (komponen)
yang terjadi dalam proses siklus hidrologi, adalah sebagai berikut:
1. Evaporasi (presipitasi), air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di
laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak
terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui
sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh
secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat
ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir
80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari
daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga
berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu
disebut evapotranspirasi.
2. Kondensasi, uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan
mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi
menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air,
salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan.
3. Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin
besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada
pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan.
Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara.
Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan
tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian
air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada
suhu udara sekitarnya.
4. Infiltrasi (Perkolasi), air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya
daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi
atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga
mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.
5. Surface run off, air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang
mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Kenapa Air Laut Asin . . . ???
Hm.., setelah mencari kesana kemari di GOOGLE akhirnya ku temukan juga
jawabannya.., aseeekkk
. Ini hasil pencarianku di goole tentang
“Kenapa Air Laut Asin”.
Sebenarnya,
semua air yang bersumber dari bumi ini asin, namun kadarnya
berbeda-beda. Air yang kita minum juga mengandung garam tapi sangat
sedikit sekali sehingga tak terasa oleh lidah kita. Kalau air laut kadar
garamnya sangat tinggi, gak percaya? coba aja sendiri
.
Kok
Bisa Asin?
Sebenarnya
rasa asin di air laut itu berasal dari daratan, skemanya gini :
Hujan
=> Air meresap ke tanah => masuk ke sungai => kembali ke laut
Kalo
diceritakan gini :
Mula-mula saat terjadi hujan, air akan meresap
ke tanah, kemudian dari resapan-resapan itu akan masuk ke sungai kemudian ke
laut lagi.
Nah pada saat perjalanan menuju ke laut tersebut
air dari daratan juga membawa garam-garam mineral yang berasal dari sela2
bebatuan di kerak bumi, sehinga laut dipenuhi garam-garam mineral.
Kita
mengetahui laut mempunyai permukaan yang sangat luas sehingga hal ini menjadi
salah satu faktor penguapan yang cukup besar. Pada saat air laut menguap dan
menjadi awan kemudian
hujan, yang menguap hanyalah H2O (air ) sedang garam-garam mineral tetap
tinggal bersama air laut. Begitulah sehinggga air laut rasanya asin.
Kadar
keasinan air laut ini dipengaruhi oleh faktor suhu, biasanya semakin panas
daerah tersebut air lautnya semakin asin. Di seluruh pelosok dunia, sungai
mengirim sekitar 40 milyar ton garam ke laut setiap tahunnya.
Asin
Menurut Sejarah?
Menurut
sejarah terbentuknya air laut 4,4 milyar tahun yang lalu (usia air laut), air
laut awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar
100 °C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena
saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida (CO2). Keasaman air inilah
yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan
garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini.
Kenapa
Air Danau Tidak Asin? Padahal Airnya Juga Dari Daratan ?
Permukaan
air danau tidak cukup luas, sehinggga penguapannya tidak begitu besar,
maksudnya air yang menguap dengan air yang masuk ke danau masih seimbang dan
sumber mineralnya sangat terbatas beda dengan laut yang sumber mineralnya dari
berbagai penjuru dunia menjadi satu.
Kadar
Keasinan Air Laut
Diperkirakan
kadar garam laut di Bumi kita ini sekitar 5
x 10 pangkat 16 ton garam.
Sebagai perbandingan Jika garam itu disebarkan di permukaan daratan di dunia
ini tebalnya kira-kira 40 gedung bertingkat. Atau sekitar 1,02338 gram per
kubik. Keasinan air laut lebih asin 220 kali daripada air-air di tempat lain.
Kadar
garam (salinitas) bervariasi pada setiap lautan. Rata-rata salinitas Samudera
sekitar 3,5%, artinya :
Dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama, namun
tidak seluruhnya garam dapur/NaCl).
Salinitas
laut tertinggi terdapat di Laut
Merah, sedangkan yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara
Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik.


Selasa, 16 Oktober 2012
RIWAYAT NABI MUHAMMAD
02.50 | Diposting oleh
theyaa_qorry |
Edit Entri
Sejarah Nabi Muhammad SAW
Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu
atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan,
karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad
yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi
dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat
apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh
“berhala-berhala†yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud
“berhala†yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman
itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan
haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala
kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi
kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah
(bani/kaum).
I.
Kelahiran Sang Nabi
Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang
gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang,
ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan
matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah
maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam
kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad,
menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabi’ul Awwal (12
Rabi’ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam
walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin
terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi
hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia
memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui
anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara
dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan
memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena
cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah
rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup
memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang
bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan
peristiwa padamnya api “abadi†di kerajaan
Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah
untuk menghancurkan Ka’bah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan
ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh
burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka’bah), karenanya
tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar
biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya
bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya
berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid
(Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan
“meletakkannya†ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2
bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian
sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya
selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu
riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi
Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari
rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu
berat untuk mengucapkan kata – kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup
mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang
ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya
mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih
dan tak makan beberapa hari, namun ia
bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia
menjaga bayi dalam janinnya dengan baik – baik. Ia berulang kali bermimpi
bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa
as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : “Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat
raya, maka jagalah ia baik – baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat
dalam usia 20 tahun (riwayat lain – 17 tahun), sang bintang kita ini sedang
berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang
menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu
Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang
Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak
delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh
oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan
keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja
dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui
profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi
“gembala†domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan
baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang
melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon,
ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali
keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini, “
Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.†Orang
bertanya kepada Nabi,†Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?†Beliau
menjawab,†Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di
daerah Qararit.â€
Sang bintang terlahir
bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai
seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil
sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah
kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan
kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia
lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang
cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi,
keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai “orang jujurâ€
(al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan
Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang
lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak,
kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba
yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah.
Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri ‘Ad dan Tsamud. Keheningan
kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah,
Maisarah, berkata kepada sang Bintang, “Alangkah baiknya jika Anda memasuki
Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan
keuntungan besar yang kita dapatkan.†Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang
duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi
menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah
menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan.
Maisarah menceritakan “Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk
istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan
melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia
berkata, ‘Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang
tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah
menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si
hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang memiliki sifat-sifat itu
adalah nabi berbangsa Arab.
II. Pernikahan
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang
menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti ‘Aliyah sebagai
berikut:
“Wahai Muhammad! Katakan terus terang,
apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah
tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa!†Apakah anda akan menyambut dengan
senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan,
dan kehormatan ?†Nabi menjawab,â€Apa maksud Anda?†Ia lalu menyebut
Khodijah. Nabi lalu berkata,†Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia
saya dan dunianya jauh berbeda?†Nafsiah berujar “Saya mendapat kepercayaan
dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan
agar walinya (‘Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda beserta handai tolan
Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal ini
kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan,
sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur
kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata demikian, “Keponakan saya
Muhammad bin ‘Abdullah lebih utama daripada siapapun di kalangan Quraisy.
Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul
dan silsilah adalah permanen".
Waraqah, paman Khodijah, tampil dan
mengatakan sambutannya, “Tak ada orang Quraisy yang membantah kelebihan Anda.
Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda.†Upacara pun
dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang
mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang mulai dewasa, ia
mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini
Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang
dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing
Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal
sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang bintang mulai menginjak
35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Ka’bah. Akibatnya, tak satu
pun rumah di Makah selamat dari kerusakan. Dinding ka’bah mengalami
kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka’bah tapi takut
membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis,
meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang
Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi
sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan
persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu.
Pada saat pembangunan kembali ka’bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai
berikut, “Dalam pembangunan kembali Ka’bah, yang dinafkahkan hanyalah
kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram
atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.†Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang
kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa
mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia,
rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta
kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja
melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi menuju Mekah,
ketika dinding ka’bah telah dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba
saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul
perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak
ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali
sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari.
Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di antara
Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy
seraya berkata,â€Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui
Pintu Shafa.†(buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui gagasan
ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru, “Itu
Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!â€
Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi
meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas
kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat
sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat
ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri.
Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir
pecah menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat
konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan
pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang
indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak
terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah
(penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan selama
hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi manusia
‘ilahi’. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai manusia
mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum pengutusannya
menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya
secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah
dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang rusak,
dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk
pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia
mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan
manusia.
Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai
kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut
“sahabat karibâ€-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu tentang wahyu,
dan seakan-akan ia ingin berkata,†disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal,
yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah
Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah
mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup
telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian
hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.
III.
Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat
diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis
berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta
berguncang. Al-Qur’an, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak
telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui
kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk
atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan
sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta
Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara
berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hira’. Al-Amin telah
mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul
tugas yang maha berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa
kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qur’an
sebagai berikut
“Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinyaâ€.
Ayat ini dengan tegas
menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam istilah-istilah jelas
bahwa fondasi agamanya diberikan dengan pengkajian,
pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad, pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia
teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan
yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafa’at. Tidak satupun mahkluq yang
mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah
memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah
berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad
pun turun dari Gua Hira menuju rumah “Khodijahâ€. Jiwa agung Nabi disinari
cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat
Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul
Allah dan aku Jibrilâ€. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap,
secara berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita,
Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang
memeluk Islam adalah ‘Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan,
beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan
memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,†Sesungguhnya,
pemandu suatu kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi
Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai
Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni
dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda
tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda.
Imbalannya adalah surga Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang
kekal(bagi orang yang berbuat jahat). “Lalu beliau menambahkan, “Tak ada
manusia yang pernah membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya
bawakan untuk Anda. Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat.
Tuhan saya memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah
diantara Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan
menjadi saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?â€.
Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu.
‘Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit
seraya berkata dengan mantap,†Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.†Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali
ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali ‘Ali yang terus melontarkan
jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,â€
Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian.
Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".
Pemakluman khilafah
(imamah) ‘Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua
kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada
masyarakat, khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini
dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah merupakan dua hal yang
tak terpisahkan.
Peristiwa diatas
membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran ‘Ali. Karena, dalam pertemuan di
mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan,
ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan
mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi
yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang
hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk
menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada
kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan
dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang
terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy
untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama
keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka
pembicaraan dengan berkata,†Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan
barisan kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita
dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan
dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia
menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami
akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan
membawakan tabib ahli untuk merawatnya…â€.
Abu Tholib berpaling
kepada Nabi seraya berkata,“ Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda
berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.†Nabi
menjawab,†Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan
empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu
mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut
mereka.†Abu Jahal bangkit sambil berkata, “ Kami siap sepuluh kali untuk
mendengarnya.†Nabi menjawab,†Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.â€
Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret
panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka
berkata,†Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah
saja?â€
Orang Quraisy
meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka
terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut,
kejadian itu dikatakan,
“Dan mereka heran
karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan
orang-orang kafir berkata,’Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak
berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.’ Dan
pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], ‘Pergilah kamu dan
tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini;
ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.â€
Banyak sekali contoh
penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan
baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu’ith melihat Nabi bertawaf, lalu
menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke
luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani
Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan
prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan
lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan – pria serta
beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini
terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku
mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta
nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia akan lebih mantap.
Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah
negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah
menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy
kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda
anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi
Gila, larangan mendengarkan Al-Qur’an, menghalangi orang masuk Islam,
sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan
sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur’an Allah berfirman
“Demikianlah, tiada
seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain
mengatakan,’ Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka
saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum
yang melampaui batas.â€
Kaum Quraisy pun gagal
melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi
orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade
ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak
kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syi’ib Abu Tholib, yang diikuti
pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang
Quraisy mengepung mereka di Syi’ib itu selama tiga tahun. Dan akhirnya
tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama
keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan
bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam
keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang
menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat.
Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah
berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun
itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy,
tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu
Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh
Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga
pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini
dinamakan ‘Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul
hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan
kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan
menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah
dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia
bertanya kepada ayahandanya,†Ayah, kemana Ibu?†Kalau sudah begini,
tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul
merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu
Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad
berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal
dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab
bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi
terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi,
‘Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena
sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada
di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari,
dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat
menuntut balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka
mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang
rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur’an merujuk pada kejadian itu dengan
kata-kata,
“Dan [ingatlah]
ketika orang-orang kafir (Quraisy)
memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan
tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali berbaring melewati
cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak
sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu
berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah
orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban
untuk Nabi, Ali, sekali lagi ‘Ali. Kepadanya Nabi berkata,â€Tidurlah di
ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa
saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus
berhijrah ke Yastrib. ‘Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga
perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya
melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka
bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
IV. Hijrah
Kini tiba fajar.
Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin
akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang
menimbulkan suara gaduh. Serentak ‘Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan
menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag,â€Apa yang terjadi
?†Mereka menjawab,â€Kami mencari Muhammad. Di mana dia?†’Ali
berkata,†Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus
menyerahkannya kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di
rumah.†Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba
tanggal 12 Rabi’ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam.
Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di
situ sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat
ke Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan ‘Ali. Orang Quraisy mengetahui
hijrahnya ‘Ali dan rombongannya – diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi,
Fatimah binti ‘Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib – karena
itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan.
Perselisihan pun terjadi dan ‘Ali berkata “Barangsiapa menghendaki tubuhnya
terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah
nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi
serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang.†Ketika ‘Ali tiba di
Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah dengan
berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa, ‘Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap
beliau. Segera nabi ke tempat ‘Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki
‘Ali membengkak, air mata Nabi menetes".
Penduduk Yastrib –
yang kemudian berganti menjadi nama Madinah - menyambut kedatangan Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut
manusia mulia ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali
didirikan. Muhammad menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan
sahabat setianya yang rela meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya,
islam yang muda ini menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy
yang setiap saat siap untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi
perang mulai dari Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi
Muhammad yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan
kafir Quraisy dengan Iman yang membara. Pada perang Badar ‘al-washi (‘Ali) dan
Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya
kepada Muawiyah, ‘Ali mengingatkannya dalam kata-kata ‘Pedang saya yang
saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari
Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara
Anda (Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah
dan ‘Ali tidak pernah Absen, ‘Ali adalah pembawa panji dalam setiap
peperangan. Nabi mengungkapkan nilai pukulan ‘Ali pada perang Khandaq (parit)
– disebut juga dengan Ahzab – kepada ‘Amar bin ‘Abdiwad itu,†Nilai
pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai
akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan
kaum kafir menjadi aib dan terhina".
V. Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar
ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk
menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan
ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu
menghancurkan benteng, bahkan ‘Umar memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang
luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan
‘Umar ini.
Kebisuan orang-orang
sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi,†Dimanakah
‘Ali? “ Dikabarkan kepada beliau bahwa ‘Ali menderita sakit mata dan
sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda,†Panggil dia.†‘Ali
diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi.†Pernyataan ini
menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi
menggosokkan tangannya ke mata ‘Ali seraya mendoakannya. Mata ‘Ali langsung
sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan ‘Ali
maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya
60 inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar
itu dari ‘Ali melalui jalur khusus,†Saya mencabut pintu Khaibar dan
menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai
jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi.†Seseorang bertanya kepadanya,â€
Apakah Anda merasakan beratnya?†‘Ali menjawab,†Saya merasakannya sama
berat dengan perisai saya.†Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain
peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa
yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri
Nabi, perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Ka’bah di Makah. Selain
serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu
mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini,
namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka
mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi
Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
VI. Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah,
perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera
mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum
pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan
siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan
bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan
kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan
menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar
pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu
Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat
kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan
Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di
depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan
teriakan Fir’aun-fir’aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit
Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada
orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah
berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan
pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan
bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang
tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad
berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu
begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah
memeranginya pengampunan dan beliau berkata “... Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan!â€
Kini, di Shafa,
laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan
kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya
tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya
tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi,
tak pernah menyerah. Orang –orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa
untuk memberikan Ba’iat.
Setelah penaklukan Mekah
masih ada beberapa peperangan besar berlanjut – semasa hidup Nabi - yaitu
Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini,
sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung
dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi
Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang
kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil
sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai “ Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ?â€
Wahai orang-orang yang ikut bai’at al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang
kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah
pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka!
Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi
memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah
kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya
dengan, “Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami datang...!â€
Pasukan Islam kembali
memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah
agungnya telah selesai, dan kini – tidak bisa – tidak di harus melihat
pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran
yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa
mengevaluasidan menelitinya kembali.
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah,
haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut
didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di
Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan ..
sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji
meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqa’idah , Nabi disertai semua isterinya,
menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang
Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,â€Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika
laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi
panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu...†Langit, hingga hari itu, belum
pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu.
Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan – dibawah sengatan Matahari
yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang
– bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah,
adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap
kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan
hikayat-hikayat Fir’aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat
Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh
sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan
pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan
kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa “penguasa†itu berada
di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa
menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul
Allah, Ibrahim, Ka’bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada
Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah
siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke
atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang.
Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya,
Rosulullah berkata,â€Tahukah kalian, bulan apa ini ?â€
Mereka serentak
menjawab,â€Bulan Haram!†.....
...â€Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi
akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk
selama-lamanya... Ayyuhan Nas,sesungguhnya darah dan
hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana
diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui
Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini.
Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan
kepada orang yang berhak menerimanya.....â€
Akar-akar syirik telah
dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim,
tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan
pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin,
raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah
melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka
mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan “Muhammad tidak
lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang?
Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada
Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukurâl
Langganan:
Postingan (Atom)
mud
PinkSalam
iklan
jam
gasrfire
follow GARFIELD
Recent comen
Followers
MUSIC


free music at divine-music.info
Total Tayangan Halaman
Blog Archive
About Me
Diberdayakan oleh Blogger.